Hot Posts

6/recent/ticker-posts

contoh soal ekonomi makro

 

1.      Selisih neto terhadap luar negeri

= Pendapatan asing dalam negeri – Pendapatan warga negara di luar negeri

= 165 – 105

= 60 milliar

a.      GNP

= GDP – Selisih neto terhadap luar negeri

= 1.850 – 60

= 1.790 milliar

b.      Selisih neto terhadap luar negeri

= Pendapatan asing dalam negeri – Pendapatan warga negara di luar negeri

= 140 – 80

= 60 milliar

GNP (Gross National Product)

= GDP – Selisih neto terhadap luar negeri

= 1.600 – 60

= 1.540 milliar

NNP (Net National Product)

= GNP – Penyusutan

= 1.540 – 120

= 1.420 milliar

NNI (Net National Income)

= NNP – Pajak tak langsung

= 1.420 – 90

= 1.330 milliar

PI (Personal Income)

= (NNI + Pembayaran Transfer) – (Iuran asuransi dan Jaminan sosial)

= 1.330 + 170 – 70

= 1.430 milliar

DI (Disposable Income)

= PI – Pajak langsung

= 1.430 – 240

= 1.190 milliar

2.      a. Jika pemerintah melakukan kebijakan penurunan suku bunga acuan, maka yang terjadi adalah autonomous investment. Hal demikian disebabkan karena meskipun suku bunga acuan turun, dimana secara tidak langsung akan menurunkan income dari suku bunga yang rendah, tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi investor tetap melakukan investasi diluar suku bunga dan investasi. Harapan pemerintah tersebutlah yang mendorong terjadinya autonomous investment. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi investasi adalah seperti daya beli di tengah pandemi, teknologi, kebijakan pemerintah yang lainnya serta faktor-faktor lain.

b. Fungsi konsumsi C = 60 + 0,8Y dengan investasi 200 milliar.

Y = C + I

Y = 60 + 0,8Y + 200

Y – 0,8Y = 60 + 200

0,2Y = 260

Y = 1.300

Multiplier        = 1/1-MPC

                        = 1/1-0,8

                        = 1/0,2

                        = 5

Maksud dari angka 5 yang merupakan multiplier adalah setiap kenaikan satu satuan konsumsi, maka hal tersebut mempengaruhi pendapatan nasional yang juga akan naik sebesar 5.

3.      a. Selama periode 2015 – 2019, terjadi peningkatan pengeluaran pemerintah secara konstan dalam jumlah tertentu. Meningkatnya pengeluaran pemerintah mengisyaratkan bahwa terjadi pula peningkatan pendapatan nasional secara keseluruhan. Hal demikian karena secara sederhana dalam formulasi perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional akan dialokasikan dalam bentuk konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan perdagangan internasional (ekspor dan impor). Jika pendapatan nasional naik, secara sederhana maka semua komponen formulasi juga akan naik termasuk pengeluaran pemerintah.

b. Fenomena permintaan naik sedangkan stok sudah berada pada batas yang maksimum atau stok sudah mulai terbatas, maka hal tersebut akan menimbulkan terjadinya kesenjangan inflasi atau inflationary gap. Hal tersebut juga akan menimbulkan demand pull inflation yaitu inflasi yang terjadi akibat permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran sehingga harga menjadi naik. Berikut grafiknya.

Description: 02-02 Demand Pull Inflation (Boediono, 1995).jpg

Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan permintaan total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya, harga naik menjadi P2 dan output naik menjadi QFE. Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3 menyebabkan harga naik menjadi P3, sedang output tetap pada QFE. Kenaikan harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap. Proses kenaikan harga ini akan berjalan terus sepanjang permintaan total terus naik (misalnya menjadi AD4).

Posting Komentar

0 Komentar