SOAL
DAN JAWABAN BAB II
1. Soal :
a.
Jelaskan
secara singkat pandangan Merkantilisme mengenai perdagangan internasional.
b.
Kemukakan
kritik David Hume terhadap Merkantilisme mengenai penumpukan logam mulia dalam
perdagangan internasional melalui price-specie
flow mechanis.
c.
Kemukakan
pula kritik Adam Smith terhadap pandangan Merkantilisme mengenai perdagangan
internasional.
Jawab :
a. Merkantilisme
beranggapan bahwa untuk mencapai kekayaan, kemakmuran dan kekuasaan, maka logam
mulia harus diperbanyak melalui perdagangan yang surplus. Melalui perdagangan
yang surplus dapat diperoleh logam mulia. Logam mulia atau uang lebih berharga dari
pada barang-barang lainnya. Oleh karena itu pada awal perkembangan
merkantilisme, ekspor logam mulia tidak diperbolehkan, karena dapat mengurangi
cadangan didalam negeri.
Untuk menghasilkan neraca perdagangan
yang menguntungkan (surplus), maka merkantilisme menempuh kebijakan
perdagangaan yang protektif, dimana ekspor harus di dorong berupa pemberian
subsidi terhadap industri barang-barang ekspor, pelarangan ekspor bahan mentah
agar harga bahan mentah domestik tetap rendah, sebaliknya untuk barang-barang
impor dibatasi sedemekian rupa dengan menetapkan tarif yang cukup tinggi
ataupun larangan secara langsung masuknya barang-barang impor apabila dapat
dihasilkan sendiri didalam negeri. Selanjutnya dibidang ketegakerjaan,
diterapkan pelarangan emigrasi bagi tenaga-tenaga teknisi, upah tenaga kerja
harus di pertahankan serendah mungkin, agar hanya barang-barang dan jasa-jasa
didalam negeri tetap murah dibanding harga barang-barang impor. Kebijakan lain
yang diterapkan oleh merkantilisme adalah kebijakan monopoli perdagangan dalam
upaya memperoleh daerah-daerah jajahan.
b. Ide
kebijakan perdagangan yang dikembangkan oleh kaum merkantilisme terutama
menyangkut penumpukan logam mulia dikritik oleh David Hume dengan mekanisme otomatis dari aliran logam
mulia-harga (price-specie flow mechanism).
Logam mulia merupakan alat pembayaran yang digunakan dalam perdagangan.
Apabila ekspor lebih dari pada impor, maka terjadi aliran uang masuk yang
semakin banyak (jumlah uang beredar bertambah). Bertambahnya uang beredar didalam
negeri yang tidak di imbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, maka
akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan hargaa dalam negeri tentu
mengakibatkan naiknya harga barang ekspor, sehingga volume ekspor meurun. Di
sisi lain, harga baraang impor menjadi lebih rendah, sehingga volume impor
meningkat. Kondisi demikian mengakibatkan neraca perdagangan menjadi defisit
(ekspor lebih kecil dari pada impor) yang berdampak pada berkurangnya uang
beredar (logam mulia). Berkurangnya logam mulia atau uang beredar mengakibatkan
kemakmuran negara yang bersangkutan menjadi lebih rendah, karena logam mulai
identik dengan kekayaan dan kemakmuran. Dengan demikian melalui mekanisme
penyesuaian neraca perdagangan otomatis (price-specie
flow mechanism), tidaklah mungkin untuk dapat mempertahankan neraca
perdagangan yang surplus. Selanjutnya, penumpukan logam mulia oleh individu
megakibatkan inefisiensi ekonomi yang dapat menghambat perkembangan kegiatan
ekonomi, dimana investasi produktif yang dilakukan menurun, sehingga produksi
barang dan jasa tidak dapat ditingkatkan yang berdampak pada menurunnya
kekayaan dan kemakmuran nasional. Dengan adanya kritik tersebut, maka ide
merkantilisme tidak relevan lagi.
c. Adam
Smith mengemukakan kritik terhadap ide-ide yang dikemukakan oleh merkantilisme.
Kritik Adam Smith tersebut adalah dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut:
1) Ukuran
kemakmuran suatu negara bukanlah ditentukan oleh banyaknya logam mulia (uang).
Tetapi kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya Gross Domestic Produkct (GDP). Jadi yang penting adalah apa yang
dapat dibeli dengan uang yang dimilki.
2) Untuk
meningkatkan GDP dan perdagangan luar negeri, maka pemerintah harus mengurangi
intervensinya dalam perekonomian, sehingga akan tercipta perdagangan bebas (free trade). Perdagangan bebas akan
menimbulkan persaingan (competition) yang
semakin ketat, sehingga mendorong masing-masing negara untuk melakukan
spesialisasi/pembagian kerja internasional berdasarkan keunggulan absolut yang
dimiliki oleh masing-masing negara. Keunggulan absolut di artikan sebagai
keunggulan yang dinyatakan dengan banyaknya jam kerja per hari yang dibutukan
untuk membuat barang-barang ataupun jasa-jasa. Jadi keunggulan absolut
diperoleh apabila suatu negara mampu memproduksikan suatu barang ataupun jasa
dengan jumlah jam per hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan seandainya
barang/jasa tersebut dibuat oleh negara lain.
3) Spesialisasi
internasional akan mendorong masing-masing negara untuk memfokuskan produksinya
pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya,
baik itu keunggulan alamiah (natural
advartage) atauppun keunggulan yang diperkembangkan (acquired advantage). Keunggulan alamiah adalah keunggukan
diperoleh karena sesuatu negara memiliki sumber daya alam yang tidak memiliki
oleh negara lain, baik kuantitas maupun kualitas. Keunggulan yang
diperkembangkan adalah keunggulan yang diperoleh karena sesuatu negara telah
mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan produk-produk
yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain.
4) Spesialisasi
internasional dapat memberikan hasil berupa mnfaat perdagangan (gains of trade) berupa kenaikan
produktifitas dan efisiensi, sehingga terjadi kenaikan GDP dan perdagangan luar
negeri yang berimplikasi pada kenaikan produksi dan konsumsi barang dan jasa
yang identik dengan peningkatan kemakmuran suatu negara.
2. Bila diketahui Indonesia dapat
memproduksi kain sutra dengan jumlah jam kerja 30 menit per meter dan permadani
150 menit per meter, sedangkan Iran sebagai mitra dagang dapat memproduksi kain
sutra dengan jumlah jam kerja 50 unit per meter dan permadani 100 unit per
meter. Berdasarkan data tersebut :
a.
Tentukanlah
dasar tukar domestik kedua jenis barang tersebut dimasing-masing negara.
b.
Tentukan
negara yang memilki keunggulan absolut pada kain sutra dan permadani. Jelaskan
mengapa !
c.
Bila
dasar tukar internasional adalah 1 meter kain sutra : 3 meter permadani,
tentukanlah keuntungan yang diperoleh masing-masing negara bila melakukan
hubungan perdagangan.
Jawab :
a.
DTD
Negara |
Sutra |
Permadani |
Dasar tukar domestik (DTD) |
Indonesia |
30 menit/meter |
150 menit/meter |
1 meter permadani : 5 meter sutra |
Iran |
50 menit/meter |
100 menit/meter |
1 meter permadani : 2 meter sutra |
b.
Berdasarkan
table diatas, Indonesia memiliki keunggulan absolute dalam produksi kain sutra
karena jumlah jam kerja yang di gunakan untuk memproduksi 1 meter sutra lebih
rendah dibandingkan jumlah jam kerja yang digunakan Iran, dimana Indonesia
hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk 1 meter sutra sedangkan Iran membutuhkan
50 menit untuk memproduksi 1 meter sutra.
Sebaliknya, Iran
memiliki keunggulan absolut dalam produksi permadani karena jumlah jam kerja
yang digunakan untuk memproduksi 1 meter
permadani lebih rendah dibandingkan jumlah jam kerja yang digunakan Indonesia,
dimana Iran hanya membutukan waktu 100 menit untuk 1 meter permadani sedangkan
Indonesia membutuhkan waktu 150 menit untuk menghasilkan 1 meter permadani.
c.
Jika DTI 1 meter kain permadani : 3 meter
sutra maka keuntungan yang di peroleh masing masing Negara melalui perdagangan
internasional adalah Indonesia akan
memperoleh keuntungan dengan hanya menukarkan 3 meter sutra untuk memperoleh
satu meter permadani, yang berarti bahwa Indonesia akan memperoleh efisiensi
yang setara dengan 2 meter sutra. Sedangkan Iran akan memperoleh 3 meter sutra
yang di tukar dengan 1 meter permadani sehingga memperoleh keuntungan sebanyak
1 meter sutra.
3. Bila diketahui untuk menghasilkan
barang X digunakan 9 unit tenaga kerja dan 5 unit modal, sedangkan untuk
menghasilkan barang Y digunakan 10 unit tenaga kerja dan 8 unit modal.
Tentukanlah barang apa yang merupakan padat tenaga kerja dan barang apa yang
merupakan padat modal. Jelaskan dan gambarkan grafiknya.
Jawab :
Diketahui
untuk menghasilkan barang X di butuhkan 9L dan 5K, maka rasio modal-tenaga
kerja untuk memproduksi barang X adalah 5K/9L
Dan
untuk memproduksi barang Y di butuhkan 10L dan 8K, maka rasio modal-tenaga
kerja untuk memproduksi Y adalah 8K/10L
Oleh
karena rasio K/L = 5K/9L untuk barang X ,sedangkan untuk barang Y rasio K/L =
8K/10L, maka barang X merupakan barang padat tenaga kerja dan barang Y adalah
barang padat modal hal ini dikarenakan rasio K/L untuk barang Y lebih besar di
banding barang X
|
![]() |
Pada gafik di atas intensitas factor utuk barang Y lebih
condong ke sumbu K dan sebaliknya intensitas factor untuk barang X lebih
condong ke sumbu L. dengan demikian barang Y adalah barang padat modal dan
barang X adalah barang padat tenaga kerja.
4. Bila negara A memiliki total tenaga
kerja sebanyak 100 unit dan modal sebanyak 75 unit, harga tenaga kerja/unit W =
1.500/unit dan harga modal/unit r = 2.000/unit.
Selanjutnya negara B memiliki tenaga kerja sebanyak 175 unit dan modal sebanyak
120 unit, harga tenaga kerja/unit W=1.000/unit dan harga modal r = 1.500/unit.
Tentukanlah negara mana yang berkelimpahan tenaga kerja dan jelaskan mengapa
demikian.
Jawab :
Penentuan kelimpahan factor di dasarkan atas 2 yaitu
:
1)
Berdasarkan pada
unit-unit fisik.
Diketahui Negara A
memiliki total tenaga kerja sebanayak 100 unit dan modal sebanyak 75 unit, maka
TK/TL = 75/100 = 0,75 , dan Negara B memiliki tenaga kerja sebanyak 175
unit dan modal sebanyak 120 unit maka TK/TL = 120/175 = 0,69. Dengan demikian >
sehingga Negara A layak di sebut negara yang
berkelimpahan modal.
2)
Berdasarkan harga
relatif
Diketahui negara A
memiliki harga tenaga kerja/unit W = 1500/unit dan harga modal/unit r =
2000/unit, maka r/W = 2000/1500 = 1,3 , dan
Negara B memiliki harga
tenaga kerja W = 1000/unit dan harga modal r = 1500/ unit, maka r/W = 1500/1000
= 1,5.
Dengan demikian
,
sehingga negara A layak di sebut berkelimpahan modal.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan Sopan dan sesuai Pembahasan