Jenis-jenis
Aliran
Kas berdasarkan Dimensi Waktu Berdasarkan dimensi waktu, aliran kas
bias digolongkan ke dalam tiga jenis:
- ·
Aliran kas awal (initial
cashflow)
- ·
Aliran kas operasional
(operational cashflow)
- · aliran kas terminal (terminal cashflow).
- Aliran
Kas Awal (Initial Cash Flow)
Initial cash out flow merupakan pengeluaran kas
untuk membiayai proyek selama dalam proses perencanaan, konstruksi sampai dengan proyek siap untuk dioperasikan.
Aliran
kas awal terjadi pada awal kegiatan investasi. Biasanya diasumsikan terjadi
pada tahun ke-0 (sebelum investasi dilakukan). Aliran kas tersebut biasanya
merupakan aliran kas keluar( cash out/low), Biasanya kas keluar tersebut
dipakai untuk investasi pada aktiva tetap (pabrik dan aktiva tetap lainnya) dan
investasi pada modal kerja. Tanpa modal kerja, kegiatan investasi tidak akan
jalan. Investasi menyediakan pabriknya( aktiva tetap), sementara modal kerja
(piutang, persediaan) dibutuhkan agar pabrik bisa berjalan.
Macam-macam pengeluaran kas
yang diperlukan untuk investasi awal diantaranya:
Harga beli tanah tempat lokasi
proyek.
Biaya mendirikan bangunan.
Harga beli mesin.
Biaya pemasangan.
Biaya percobaan dan sebagainya
- Aliran Kas Operasional (Operational Cash Flow)
Jika
aktiva tetap (misal pabrik) sudah berdiri, investasi mulai menghasilkan aliran
kas masuk dari, misal, penjualan. Aliran kas operasional biasanya merupakan
aliran kas masuk, yang diperoleh setelah perusahaan beroperasi. Biaya yang
dikeluarkan, misal biaya promosi dan biaya operasional lainnya, jumlahnya lebih
kecil dibandingkan dengan kas masuk. Investasi modal kerja bias juga dilakukan
pada tahun-tahun ini.
Pada
tahun-tahun tertentu, ada kemungkinan perusahaan melakukan perbaikan signifikan
pada aktiva tetapnya, misal overhaul
atau pergantian mesin. Dalam situasi semacam ini, ada kemungkinan kas keluar
lebih besar dibandingkan dengan kas masuk. Perusahaaan akan memperoleh aliran
kas negative pada tahun tertentu, jika perusahaan melakukan overhaul mesin seperti yang disebutkan
tadi.
- ·
Aliran Kas Terminal
(Terminal Cash Flow)
Aliran
kas terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Biasanya ada dua item yang
terjadi pada akhir proyek:
o
Penjualan nilai residu aktiva
tetap, dan
o
modal kerja kembali.
Pada
akhir proyek, ada kemungkinan aktiva tetap masih mempunyainilai pasar. Sisa tersebut
kemudian bias dijual dan menghasilkan kas masuk pada akhir proyek. Investasi
modal kerja biasanya diasumsikan kembali lagi pada akhir proyek pada tingkat
100%.
Investasi
modal kerja tidak didepresiasi setiap tahun. Dalam situasi yang lebih
realistis, investasi modal kerja mungkin tidak kembali 100% pada akhir proyek.
Barangkali ada kerusakan atau penyusutan lainnya, sehingga investasi modal kerja
bias kembali tidak penuh, sehingga bisa kembali, missal sekitar 90% dari nilai
investasi modal kerja.
Misal
investasi
aktiva tetap pada awal tahun adalah Rp100 juta. Depresiasi dilakukan dengan
garis lurus selama lima tahun. Pada akhir tahun sisa aktiva tetap bisa dijual
dengan harga Rp 30 juta. Investasi modal kerja adalah Rp30 juta, dan terjadi
pada awal tahun. Pajak : 40%. Berdasarkan informasi tersebut, aliran
kas terminal adalah
1.
Perhitungan dari penjualan
nilai residu aktiva tetap
Penjualan sisa asset 30 juta
Nilai perolehan
l00 juta
Depresiasi total
(Rpl6 juta x 5) Rp
80 juta
Nilai buku 20juta
Laba/Rugi 10
juta
Pajak (40%) 8
juta
Kas
bersih yang dihasilkan dari penjualan sisa aktiva tetap
= Kas masuk - Pajak
= Rp30j uta - Rp8j uta =
Rp23j uta.
2. Kembalinya
modal kerja: Rp30 juta.
3.
Total aliran kas terminal
=Rp23juta + Rp3Ojuta: Rp53 juta.
Perhatikan
bahwa aliran kas terminal terdiri dari kas masuk bersih hasil penjualan aktiva tetap (net pajak) dan
modal kerja yang kembali dengan tingkat
pengembalian100%.