Resensi Novel Mariposa
Resensi Novel Mariposa
Identitas Buku
Judul
Buku : Mariposa
Penulis
Buku : Luluk HF
Penerbit
Buku : Coconut Books
Pendistribusi
: PT. Bumi Semesta Media
Kota
Terbit : Jakarta Selatan
Cetakan
: Pertama, 2018
Tebal
Buku : 482 halaman
Jenis
: Buku Fiksi
ISBN
: 978-602-5508-61-5
Sinopsis Novel Mariposa
Novel ini berkisah tentang Acha, memiliki nama panjang Natasha Kay Loovi. Gadis ajaib berparas cantik seperti bidadari, dan juga kisah tentang Iqbal, Iqbal adalah sosok laki-laki yang tampan, pendiam dan juga pintar, dan keduanya bersekolah di SMA Arwana.
Pada
novel Mariposa ini diceritakan bagaimana perjuangan Acha yang berusaha
mendapatkan cinta Iqbal, yang ternyata Iqbal belum pernah dekat dengan
perempuan manapun sebelumnya, Iqbal laki-laki yang banyak disukai oleh wanita
di SMA Arwana, dan terkenal sebagai seorang juara Olimpiade Kimia Nasional,
namun sikap Iqbal yang dingin membuat para wanita sulit mendekati dan
mendapatkan hati Iqbal.
Sifat Iqbal dan Acha yang saling bertentangan membuat keduanya sulit selaras pada awalnya, Acha seorang wanita yang terkesan urakan berusaha keras untuk mendekati Iqbal yang pendiam dan terkenal karena ketampanan dan kecerdasannya dan sebagian teman-teman wanita Iqbal menyebut Iqbal “Pria berhati batu”.
Acha sendiri walaupun sifat dan sikapnya terkesan urakan namun banyak juga disukai oleh para pria di sekolahnya, seperti Juna misalnya yang menykai Acha sejak lama, namun entah kenaa hati Acha sejak melihat Iqbal tidak dapat merasakan perasaan apapun ke laki-laki lain selain Iqbal.
Sikap Iqbal yang selalu ketus dan dingin kepada Acha saat Acha berusaha mendekati Iqbal tidak membuat Acha berhenti untuk berusaha mendekati Iqbal, dalam fikiran Acha selama Iqbal tidak berubah menjadi sapi terbang Acha akan terus memperjuangan Iqbal, gadis yang memiliki hobi dengan warna hitam putih seperti warna pada pola tubuh sapi ini berusaha keras untuk mendekatkan dirinya dengan Iqbal hingga pada satu peristiwa memaksa Iqbal untuk dekat dengan Acha.
Baca Juga: Konsultasi Jasa Pembuatan Tugas
Baca Juga: Konsultasi Jasa pembuatan Makalah dan PPT
Baca Juga : Jasa Olah data SPSS, Eviews, dan Smart PLS
Perjuangan
Acha akhirnya tidak sia-sia, dengan berbagai usaha dan dengan situasi yang
akhirnya mendukung kearah Acha membuat Acha dan Iqbal akhirnya menjadi akrab
dan seiring keakraban mereka Acha dan Iqbalpun akhirnya berpacaran.
Lika liku kisah cinta mereka pun penuh dengan warna, Acha yang heboh dan sering over perhatian kepada Iqbal sering kali di kecewakan oleh sikap Iqbal yang tetap saja dingin, kejadian yang besar acap kali dianggap sepele oleh Iqbal, seperti kejadian Iqbal lupa menghadiri acara ulang tahun Acha hingga Iqbal yang lepas perhatian kepada Acha, namun itulah roamntika cinta semasa di SMA, pada akhirnya konflik di ujung cerita ini muncul pada acara malam perpisahan, Acha dan Juna disematkan sebagai raja dan ratu Malam Perpisahan sedikit membuat Iqbal cemburu, karena Iqbal tau sudah lama Juna mengejar-ngejar Acha.
Tema novel
Pada Novel Mariposa karya Luluk Hf ini menggambarkan perjuangan seorang gadis bernama Acha untuk mendapatkan cinta seorang Iqbal walau telah ditolak berulang kali. Acha tak pernah gentar meruntuhkan kokohnya tembok pertahanan hati Iqbal. Secara umum novel ini memiliki tema perjuangan cinta. Seperti pada:
Acha mengibaskan-ngibaskan tangan,
tubuhnya mendadak terasa panas.
“Acha nggak akan nyerah!”
“Sampai Nobita juara mate-matika
se-kecamatan, Acha nggak bakal menyerah ngejar Iqbal!” (Mariposa, hlm 19)
Penokohan
Berikut
adalah penjelasan tentang karakter tokoh dalam novel Mariposa:
a.
Acha
Ø Percaya
diri:
“Acha mau minta nomornya Iqbal, kita satu camp
olimpiade, loh, kemarin. Acha di kimia dan Iqbal di fisika. Iqbal pasti ingat
sama Acha kan?” tanya Acha percaya diri di atas rata-rata. (Mariposa, hlm. 11)
Ø Pantang
menyerah:
“Sampai Cinta
Fitroh tayang lagi di TV, Acha nggak akan pantang mundur!”. (Mariposa, hlm. 19)
Ø Ceria:
“Selamat pagi, Iqbal,” sapa seorang gadis
dengan senyum paling ceria se-Nusantara. (Mariposa, hlm. 13)
Ø Pintar
dan cerdas:
...Iqbal tidak
ingin mengakui kepintaran Acha, tapi apa boleh buat. Iqbal menyaksikannya
langsung, gadis ini memang memiliki otak yang cerdas... (Mariposa, hlm. 53)
Ø Lugu
dan jujur:
...Gadis dihadapannya ini luar biasa ajaib.
Bagaimana bisa ada gadis selugu dan sejujur ini?...(Mariposa, hlm. 67)
Ø Manja:
... Tamatlah!
Apalagi Acha sudah mengeluarkan jurus manjanya. Iqbal tak bisa berbuat apapun
selain mengiakan... (Mariposa, hlm 359)
b.
Iqbal
Ø Irit
ngomong, pintar dan suka membantu orang:
“Jadi maksud lo
Iqbal yang ini? Cowok yang lo bilang sangat dingin tapi pinter, irit ngomong
tapi suka bantu orang lain selama camp
olimpiade, dan lo masih baper sama
dia?” (Mariposa, hlm 8)
Ø Tak
ramah:
“siapa?” tanya
Iqbal tak ramah.
Ø Kasar
... Iqbal
menepis kasar tangan Acha yang menyentuhnya. Iqbal tak segan memberikan sorot
mata yang dingin... (Mariposa, hlm 56)
Ø Dingin
dan cuek
... Meskipun
Iqbal adalah sosok yang dingin dan cuek, ia masih punya hati untuk membantu
orang... (Mariposa, hlm 61)
Ø Kejam:
“Gue nggak suka
sama lo. Udah sana pergi!” usir Iqbal kejam. (Mariposa, hlm 88)
Ø Jujur:
“Terpaksa, lah,”
terang Iqbal sangat jujur. (Mariposa, hlm 101)
Ø Pintar:
“... Bergitu
juga dengan Iqbal yang berhasil mendapatkan juara pertama Olimpiade Fisika
Nasional.” (Mariposa, hlm 49)
c.
Amanda
Ø Perhatian
Ø Pemarah
d.
Rian
Ø Baik
e.
Glen
Ø Bodoh:
Rian menepuk
bahu Glen, tersenyum paksa. “ Lo gak bodoh Glen, Cuma gak pinter aja.”
(Mariposa, hlm 77)
f.
Tante-mama
(Kirana/Mama Acha)
Ø Baik:
... Kirana
menatap punggung putrinya dengan tatapan sendu. “Mama akan selalu berusaha buat
kamu bahagia, Natasya.” (Mariposa, hlm 174)
g.
Mr.
Bov (Ayah Iqbal)
Ø Baik:
“Jadi ini yang
namanya Acha,” sapa Mr. Bov hangat. (Mariposa, hlm 340)
h.
Juna
Ø Baik:
“Haduh, Amanda.
Jangan makin ngaco deh. Juna itu, kan, emang baik orangnya.” (Mariposa hlm. 46)
Ø Ramah:
“Nggak perlu,
Cha,” tolak Juna ramah. “Sepertinya gue udah tau jawabannya.”
i.
Dino
Ø Baik:
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa tokoh
utama pria adalah Iqbal dan tokoh utama wanitanya adalah Acha karena
tokoh-tokoh inilah yang banyak dikena atau tertimpa permasalahan-permasalahan
dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya dan mempunyai banyak hubungan dibanding
tokoh lainnya. Serta kedua tokoh ini mampu menggerakan atau sebagai penggerak
alur yang ada dalam novel ini.
Amanat
Amanat yang dapat diambil
dari novel Mariposa karya Luluk Hf adalah:
1. Setiap
orang punya jatah gagal masing-masing. Kalau kita gagal harusnya kita tetap
senang. Karena jatah gagal kita sudah berkurang satu. Dan kita semakin dekat dengan
mimpi kita.
2. Kegagalan
bukan akhir dari segalanya, melainkan sebuah awal menuju kesuksesan.
Gaya Bahasa
1. Majas
Sinestesia adalah majas metafora yang mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan
indera.
...Jatuh cinta
kepadamu membuat mata hatiku semakin buta
dan tersiksa! (Mariposa, hlm 115)
2. Majas
Antonimasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu secara tidak langsung,
melainkan dengan menggunakan sifat yang melekat pada obyek tersebut.
“Ahh. Si hati batu,” sahutnya sambil menarik
sudut bibirnya. (Mariposa, hlm. 8)
3. Majas
Asosiasi atau perumpamaan adalah majas yang membandingkan dua hal yang beda,
tapi dianggap sama.
Amanda
mengangguk-angguk pasrah. “Terserah, terserah, terserah,” pasrah Amanda. “Susah emang kalo ngomong sama kobokan
prasmanan!” (Mariposa, hlm 47)
Kelebihan Novel
Karya novelnya tidak berat dengan gaya sederhana.
Genrenya juga ringan dan enak dibaca, novel yang cukup panjang ini menjdi
terasa singkat di baca karena di sela-sela cerita muncul cerita-cerita lucu dan
cukup menggelitik, novel romantis yang berbalut komedi ini cocok dibaca oleh
remaja jaman sekarang, karena dikalangan remaja cerita-cerita seperti ini cukup
disukai.
Kekurangan
Novel ini lebih menonjolkan konflik daripada
karakter tokoh dalam novel, pada satu sisi dengan sistem ini novel menjadi
menarik untuk dibaca, namun pada sisi lain pembaca kurang mendapakan informasi
lebih tentang karakter dari tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini.
Penutup
Untuk
menutup resensi novel ini mungkin kata ini penulis anggap paling cocok dalam menggambarkan
novel ini:
Untuk
mencintai kamu, aku hanya butuh waktu satu detik.
Untuk
mendapatkan cinta kamu? Aku butuh berapa juta detik?
Belum ada Komentar untuk "Resensi Novel Mariposa"
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan Sopan dan sesuai Pembahasan