BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kepemimpinan
yang melayani (Servant Leadership) adalah
sebuah paradoks, suatu pendekatan untuk kepemimpinan yang bertentangan dengan
realisme yang ada.Citra kita setiap hari tentang kepemimpinan tidak cocok
dengan pemimpin sebagai pelayan.Pemimpin memengaruhi, dan pelayan
mengikuti.Bagaimana kepemimpinan bisa melayani dan memengaruhi secara
bersamaan?Bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin dan pelayan di saat yang
bersamaan?Walaupun kepemimpinan yang melayani tampak kontradiktif dan menantang
keyakinan tradisional kita tentang kepemimpinan, Ini adalah pendekatan yang menawarkan
perspektif unik.
2.1.1
Definisi Kepemimpinan yang Melayani
Dalam beragam definisi ke pemimpinan
yang melayani. Greenleaf (1970) membedakan definisi yang paling sering dirujuk:
“[Kepemimpinan yang melayani]
dimulai dengan perasaan alamiah bahwa kita ingin melayani lebih dulu. Lalu
pilihan yang disadari membawa seseorang berharap untuk memimpin.. ..Perbedaan
muncul dengan sendirinya dalam perhatian yang diberikan oleh pelayan: pertama
memastikan bahwa kebutuhan prioritas tertinggi dan orang lain telah terpenuhi.
Tes terbaik adalah apakah mereka yang dilayani tumbuh sebagai manusiia yang baik;
apakah mereka saat dilayani menjadi lebib sehat, bijak, bebas, otonom, lebih
mungkin menjadi pelayan’ Dan, apakah dampaknya pada kelompok yang paling tidak
beruntung di masyarakat; akankah mereka untuk atau, setidaknya, akankah mereka
tidak akan semakin kekurangan?”(Greenleaf,1970, h. 15).
Walaupun kompleks, definisi ini menetapkan
ide dasar kepemimpinan yang melayani yang telah disoroti oleh para pakar.
·
Pemimpin
yang melayani menempatkan kepentingan pengikut di atas kepentingan diri sendiri dan menekankan perkernbangan pengikut (Hale & Fields, 2007).
·
Mereka
menunjukkan perilaku bermoral yang kuat terhadap pengikut (Graham. 1991; Walumbwa, HartneIl, & Oke, 2010),
·
organisasi,
dan pemilik kepentingan Iainnya (Ehrhart,
2004).
·
Mempraktikkan
kepemimpinan yang melayani menjadi semakin mudah bagi sebagian orang
dibandingkan yang lain. Tetapi semua orang bisa belajar untuk menjadi pemimpin
yang melayani (Spears, 2010).
2.1.2
Dasar
Hirtoris dan Kepemimpinan yang Melayani
Robert
K. Greenleaf mencetuskan istilah kepemimpinan yang melayani dan merupakan
penulis dan karya yang menginspirasi tentang topik ini.Identitas dan tulisan
Greenleaf sangat memengaruhi bagaimana kepemimpinan yang melayani dikembangkan
pada tingkat praktis dan teoretis.Dia mendirikan center for Applied Ethics pada
1964, sekarang Greenleaf Center fbr Servant Leadership, yang menyediakan tempat
untuk informasi dan titik penting untuk penelitian serta penulisan tentang
kepemimpinan yang melayani.
Greenleaf
memberikan formulasinya tentang kepemimpinan yang melayani untuk novel Herman Hesse, The Journey to the Easi.Hal
itu menyampaikan cerita tentang sekelompok pelancong yang ditemani oleh seorang
pelayan yang melakukan pekerjaan membosankan bagi pelancong tersebut tetapi
juga membantu mereka dengan semangat dan lagunya.Kehadiran pelayan itu memiliki
dampak luar biasa pada kelompok.Ketika pelayan tersusat dan hilang dan
kelompok, pelancong menjadi panik dan meninggalkan perjalanan itu.Tanpa pelayan,
mereka tidak mampu melanjutkan.Pelayanlah yang akhirnya memimpin kelompok.Dia
muncul sebagai pemimpin lewat perhatiannya kepada para pelancong, tanpa
mementingkan diii sendiri.
Selain
untuk melayani, Greenleal menyatakan, pemimpin yang melayani memiliki tanggung
jawab sosial untuk peduli dengan orang-orang yang tak berpunya
dan mereka yang tidak beruritung. Bila diskriminasi dan ketidakadilan sosial muncul,pemimpin yang melayani mencoba untuk menghilangkan hal tersebut (Graham,
1991).
dan mereka yang tidak beruritung. Bila diskriminasi dan ketidakadilan sosial muncul,pemimpin yang melayani mencoba untuk menghilangkan hal tersebut (Graham,
1991).
Dengan
menjadi pemimpin yang melayani, seorang pemimpin menggunakan kekuatan dan
kendali institusional yang lebih sedikit, sambil menggeser otoritas tersebut ke
mereka yang dipimpin.Kepemimpinan yang melayani menghargai komunitas karena hal
itu memberi peluang bagi individu untuk langsung mengalami saling
ketergantungan, penghargaan, kepercayaan.dan pertumbuhan individual (Greenleaf, 1970).
2.1.2
Sepuluh
Karakter Dari Kemimpinan yang Melayani
Dalam upaya untuk menjelaskan
kepemimpinan yang melayani bagi praktisi, Spears
(2002) mengidentifikasi 10 karakteristik dalam tulisan Greenleaf yang
menjadi inti dan pengembangan kepemimpinan yang melayani. Secara bersama,
karakteristik ini mengandung model atau konsep pertama dan kepemimpinan yang
melayani.
1) Mendengarkan
Komunikasi
antara pemimpin dan pengikut adalah proses interaktif yang mencakup mengirim
dan menerima pesan (yaitu berbicara dan mendengarkan). Pemimpin yang melayani berkomunikasi
dengan mendengarkan dulu.Mereka mengakui bahwa mendengarkan adalah hal yang
dapat dipelajari, termasuk terbuka dengan apa yang orang lain katakan. Lewat
mendengarkan, pemimpin yang melayani mengakui sudut pandang pengikut dan
membenarkan perspektif ini.
2)
EmpÃti.
Empati
adalah “berdiri di dalam sepatu” orang lain dan berupaya untuk melihat dunia dan
sudut pandang orang lain. Pemimpin yang melayani menunjukkan bahwa mereka
benar-benar memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan pengikut. Ketika
pemimpin yang melayani menunjukkan empati, hal itu menenangkan dan me yakinkan
pengikut.Hal itu membtiat pengikut merasa unik.
3)
Menyembuhkan
Menyembuhkan berarti membuat
sehat.Pemimpin yang melayani peduli dengan kesehatan pribadi pengikutnya.Mereka
mendukung pengikut dengan membantu mereka rnengatasi masalah pribadi. Greenleaf
menyatakan bahwaproses penyembuhan adalah jalan dua arah: dengan membantu
pengikut menjadisehat, pemimpin yang melayani itu sendiri menjadi sembuh.
4)
Perhatian
Bagi
Greenleaf, perhatian adalah kualitas dalam diri pemimpin yang melayani yang
membuat mereka cepat beradaptasi dan peka terhadap lingkungan fisik, sosial,
dan politis. Hal itu mencakup pemahaman akan diri sendiri dan dampak yang
dimiliki seseorang terhadap orang lain. Dengan perhatia pemimpi yang melayani
mampu untuk melangkah ke samping dan rnelihat din mereka sendiri serta sudut pandang
mereka sendiri, dalam konteks situasi yang lebih besar.
5) Persuasi.
Persuasi
adalah komunikasi yang jelas dan ulet yang meyakinkan orang lain untuk berubah.
Sebaga lawan dan paksaan yang memanfaatkan otoritas posisi untuk memaksakan
kepatuhan persuasi menciptakan perubahan dengan menggunakan argument nonpenilaian
yang lembut. Menurut Spears (2002), penekanan Greenleaf pada persuasi atas paksaar mungkin terkait dengan
hubungan yang bernilai dengan Religious Society of Friends (Quakers).
6)
Konseptualisasi
Konseptualisasi
merujuk pada kemampuan individu untuk menjadi orang yang berpandangan jauh ke
depan bagi suatu organisasi dan memberi pemahaman yang jelas akan tujuan dan
arah. Karaktenistik ini melebihi pemikiran operasional sehari-hari untuk
berfokus pada “gambaran besar”. Konseptualisasi juga melengkapi pemimpin yang melayani
guna merespons masalah organisasi yang kompleks dalam cara yang kreatif,
sehingga memungkinkan mereka untuk menghadapi kompleksitas organisasi dalam hubungannya
dengan tujuan jangka panjang.
7)
Peramalan
Peramalan
meliputi kemampuan pemimpin yang melayani untuk mengetahui masa depan. ini
adalah kemampuan untuk menduga hal apa yang akan terjadi berdasarkan pada apa yang
terjadi di masa sekarang dan apa yang terjadi dimasa lampau. Bagi Greenleaf, peramalan
memiliki dimensi etis karena dia percaya pemimpin seharusriya bertanggung jawab
untuk segala kegagalan, guna mengantisipasi apa yang secara masuk akal dapat
diramalkan dan bertindak atas pemahaman itu.
8)
Tugas
untuk mengurus
Tugas
untuk mengurus itu adalah tentang memiliki tanggung jawab untuk peran yang
dipercayakan kepada pemimpin. Pemimpin yang melayani menerima tanggung jawab
untuk mengelola secara hati-hati orang dan or ganisasi yang mereka pimpin.
Selain itu mereka memercayai organisasj untuk kebaikan masyarakat yang Iebih
besar.
9) Komitmen untuk pertumbuhan
orang-orang,
Konsep
Greenleaf tentang kepemimpinan yang melayani menempatkan suatu nilai ekstra
pada memperlakukan setiap karyawan sebagai orang yang unik dengan nilal
intririsik yang lebih, dan kontribusi mereka untuk organisasi.Pemimpin yang
melayani memiliki komitmen untuk membantu setiap orang di dalam organisasi agar
bisa tumbuh baik secara pribadi maupun profesional.Komitmen bisa memiliki banyak
bentuk.termasuk menyediakan bagi pengikut peluang pengembangan karier, membantu
mereka mengembangkanketerampilan kerja baru, menghilangkan kepentingan pribadi
dalam ide mereka, serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan (Spears,
2002).
10) Membangun komunitas
Kepemimpjnan
yang melayani memperkuat perkembangan komunitas.Suatu komunitas adalah kumpulan
individu yang memiliki kepentingan serta upaya bersama dan merasakan kesatuan
serta keterkaitan.Komunitas memungkikaan pengikut untuk memihak sesuatu yang
lebih besar dari diri mereka yang mereka hargai. Pemimpin yang melayani
membangun komunitas untuk menyediakan tempat di mana orang bisa merasa aman dan
terhubung dengan orang lain, tetapi tetap diperkenankan untuk mengekspresikan
individualitas mereka.
2.1.3
Membangun
Teori Tentang Kepemimpinan Yang melayani
Selama
lebih dan tiga dekade setelah karya asli Greenleaf, kepemimpinan yang melayani
tetap merupakan suatu kurnpulan karakteristik dan prinsip normative yang
didefinisikan secara bebas.Di dalam bentuk ini, hal itu telah diterima sebagai pendekatan
kepemimpinan, bukan sebagai suatu teori, yang memiliki nilai heuristic dan
praktis yang kuat. Pujian untuk kepemimpinan yang melayani datang dan banyak penulis
kepemimpinan yang terkenal, termasuk Bennis
(2002), Blanchard dan Hodges (2003), Covey (2002), DePree
(2002), Senge (2002), serta Wheatley (2002). Pada saat yang
bersamaan, kepemimpinan yang melayani diadopsi sebagai filosofi administrative dalam
banyak organisasi terkenal seperti The
Toro Company, Herman Miller, Synofus Financial Corporation, Service Master Company, Men‘s Wearhouse, Southwest Air!ines,
dan TDindustries (Spears, 2002).
dan TDindustries (Spears, 2002).
Walaupun
baru dan tidak konsisten, ide dasar serta rekomendasi kepemimpinan yang
melayani, diterima banyak orang sebagai cara ideal memimpin organisasi. Yang
lebih baru, peneliti telah mulai menganalisis konsep dasar dan ke pemimpinan
yang melayani dalam upaya untuk membangun teori tentang hal tersebut.Kajian ini
menghasilkan banyak model yang menggambarkan kepemimpinan yang melayani, dengan
menggunakan banyak variabel. Contoh, Russell
dan Stone (2002) mengembangkan model praktis dan kepemimpinan yang melayani
dengan 20 karak tenstik, sembilan karaktenstik fungsional (perilaku unik yang
teramah di tempat kerja), dan 11 karaktenistik tambahan yang meningkatkan
perilaku ini. Pattersonpun
(2003) menciptakan model berbasis nilai dan kepemimpinan yang melayani dengan tujuh hipotesis terkenal, yang menggambarkan ciri dan bentuk perilaku pemimpin yang melayani. Konsep lain dan kepemimpinan yang melayani telah muncul dan upaya peneliti untuk mengembangkan dan memvalidasi instrumen, untuk mengukur dirnensi inti proses kepemimpinan yang melayani.
(2003) menciptakan model berbasis nilai dan kepemimpinan yang melayani dengan tujuh hipotesis terkenal, yang menggambarkan ciri dan bentuk perilaku pemimpin yang melayani. Konsep lain dan kepemimpinan yang melayani telah muncul dan upaya peneliti untuk mengembangkan dan memvalidasi instrumen, untuk mengukur dirnensi inti proses kepemimpinan yang melayani.
2.2
Model Kepemimpinan yang melayani
2.2.1
1)
Konteks
dan Budaya
Kepemimpinan
yang melayani tidak muncul dalam situasi kosong, tetapi terjadi dalam konteks
organisasi yang ada dan budaya tertentu.Sifat dan masing-masing hal tersehut
memengaruhi bagaimana kepemimpinan yang melayani dilaksanakan.
2) Sifat Pemimpin
Seperti
dalam situasi kepemimpinan apapun kualitas dan karakter pemimpin memengaruhi
proses kepemimpinan yang melayani. Individu membawa sifat dan idemereka sendiri
tentang memimpm untuk situasi kepemimpinan.Sejumlah orang bias merasa sangat
ingin melayani atau sangat kuat termotivasi untuk memimpin. Yang lain mungkin
merasa dikendalikan oleh rasa adanya panggilan yang Lebib tinggi (Sendjaya, Sarros, & Santora, 2008).
Karakter ini membentuk caraindividu menunjukkan kepemimpinan yang melayani.
Selain itu, orang berbeda dalam bidang seperti perkembangan moral, kecerdasan
emosional, dan ketekunan diri, serta sifat-sifat ini berinteraksi dengan kemampuan
mereka untuk terlibat dalam kepemimpinan yang melayani.
3) Daya Penerimaan Pengikut.
Daya
penerimaan pengikut adalah faktor yang tampak memengaruhi dampak kepemimpinan
yang melayani pada hasil yang ada seperti kinerja jabatan pribadi dan
organisasi.Daya penerimaan pengikut terkait dengan pertanyaan “apakah semua
karyawan menunjukkan hasrat untuk kepemimpinan yang melayani?”Penelitian
menyatakan bahwa jawaban atas pertanyaan itu mungkin tidak.Beberapa pengikut
tidak ingin bekerja dengan pemimpin yang melayani.Mereka menyamakan
kepernimpinan yang melayani dengan mikromanajemen, dan melaporkan bahwa mereka
tidak menginginkan atasan mereka rnengenaL mereka atau mencoba membantu,
mengembangkan, atau memandu mereka (Liden, Wayne, et al., 2008).
Demikian
puLa, Meuser, Liden, Wayne, dan Henderson (20H) menemukan bukti empiris yang
menunjukkan bahwa ketika kepemimpinan yang melayani sesuai dengan pengikut yang
menginginkan itu, jenis kepemimpinan ini berdampak positif pada kinerja dan
perilaku organisasi yang peduli terhadap masyarakat.Hal yang sebaliknya terLihat
ketika tidak ada kesesuajan antara kepemimpinan yang melayani dan hasrat dan
pengikut untu hal itu.Tampak bahwa bagi sejumlah peng ikut, kepemimpinan yang
melayani memiliki dampak positif dan, bagi yang lain, kepemimpinan yang
melayani tidak efektif.
2.2.2
Perilaku
Pemimpin yang Melayani
1)
Membentuk
Konsep
Pembentukan
konsep merujuk pada pemahaman penuh pemimpin tentang organisasi, baik tentang
kegunaan, kompleksitas, danmisi.Kapasitas ini memungkinkan pemimpinyang
melayani untuk berpikir lewat masalah yang rumit, untuk mengetahui bila sesuatu
terjadi secara keliru, dan untuk membicarakan masalah Secara kreatif dalam kesesuaian
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2)
Memulihkan
Emosi
Pemulihan
ernosi termasuk peka terhadap masalah pribadi dan kebahagiaan orang lain. Hal
itu termasuk mengenali rnasalah orang lain dan bersedia untuk meiuangkan waktu
mengatasi hal tersebut. Pemimpin yang melayani menampilkan pernulihan emosi
membuat diri mereka tersedia bagi orang lain, mem bantu mereka, dan memberi
mereka dukungan.
3)
Mengutamakan
Pengikut
Mengutamakan
orang lain adalah hal dasar atau karakteristik penting darì kepemimpinan yang
melayani. Itu berarti, gunakan tindakan dan katakata kepada pengikut yang
jelasjelas menunjukkan bahwa masalah mereka adalah prioritas, termasuk
menempatkan kepentingan dan keberhasilan pengikut lebih dari kepentingan dan
keberhasilan pemimpin.Itu berarti, pemimpin berhenti dari tugasnya sendiri
untuk membantu pengikut melakukan tugas mereka.
4)
Membantu
Pengikut Tumbuh dan Sukses
Perilaku
ini merujuk pada pengetahuan akan tujuan pribadi dan profesional pengikut,
serta membantu mereka untuk mencapai tujuan itu. Pemimpin yang melayani membuat
perkembangan karier pengikut sebagai prioritas, termasuk mendampingi pengikut dan
memberi mereka bantuan.Pada intinya, membantu pengikut untuk tumbuh dan sukses
adalah tentang membantu individu ini untuk menjadi orang yang memiliki aktualisasi
din, mencapai potensi penuh mereka.
5)
Berperilaku
Secara Etis
Berperilaku
secara etis berarti melakukan hal yang benar dengan cara yang benar. Perilaku
ini memegang standar etis yang kuat, termasuk bersikap terbuka, jujur, dan adil
dengan pengikut.Pemimpin yang melayani tidak me langgar prinsip etika dalam
rangka mencapai sukses.
6)
Memberdayakan
Memberdayakan
merujuk pada tindakan yang membolehkan pengikut untuk mandiri, membuat
keputusan sendiri, dan otonom. Itulah cara bagi pemimpin untuk berbagi
kekuasaan dengan pengikut dengan membolehkan mereka memiliki kendali. Pemberdayan
membangun kepercayaan diri pengikut dalamkapasitas mereka untuk berpikir dan
bertindak sendiri karena mereka diberi kebebasan untuk mengatasi Situasi sulit
dalarn cara yang rnereka anggap terbaik.
7)
Menciptakan
Nilai untuk Masyarakat.
Pemimpin
yang melayani menciptakan nilai bagi komunitas dengan secara sengaja, dan sadar
memberi kembali ada komunitas.Mereka terlibat dalam aktivitas setempat dan
mendorong pengikut untuk juga menjadi tenaga sukarela bagi layanan masyarakat.
Penciptaan nilai bagi masyarakat adalah satu cara bagi pemimpin untuk mengaitkan
tujuan dan prinsip dan suatu organisasi dengan prinsip masyarakat yang lebih
luas.
2.2.3
Hasil
Walaupun
kepemimpinan yang melayani terutama berfokus pada perilaku pemimpin, ini juga
penting untuk menganalisis hasil yang ada dan kepemimpinan yang melayani.Hasil
dan kepemimpinan yang melayani adalah kinerja dan pertumbuhan pengikut, kinerja
organisasi, dan dampak bagi masyarakat (lihat Bagan 10.1).Seperti disoroti oleh
Greenleaf dalarn karya awalnya (1970), tujuan utama dan kepemimpinan yang
melayani adalah untuk menciptakan organisasi yang sehat untuk mendukung
pertumbuhan individual, memperkuat kinerja oraganisasi, dan pada akhirnya
menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
1)
Kinerja
dan Pertumbuhan pengikut
Model kepemimpinan yang melayani, sebagian besar
perilaku sebagian besar perilaku pemimpin yang melayani befokus secara langsung
pada pengekuan kontribusi pengikut, dan
membantu mereka menyadari potensinya. Hasil yang diharapkan bagi pengikut
adalah aktualisasi diri yang lebih besar. Yaitu, pengikut akan menyadari
kecakapan penuh mereka kalau pemimpin mendukung, membantu mereka dan memenuhi
deskripsi jabatan mereka.
Akhirnya,
Hasil lain dan kepemimpinan yang melayani, seperti dinyatakan oleh Meuser et(2011), adalah, hal itu akan
memiliki dampak dalam peran mereka, yaitu cara pengikut melakukan pekerjaan
yang ditugaskan pada mereka. Ketika pemimpin yang melayani sesuai dengan
pengikut yang terbuka dengan jenis kepemimpinan ini, hasilnya positif.Pengikut
menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan pekerjaan mereka dan memenuhi
deskripsi jabatan mereka. .
Akhirnya,
hasil lain yang diharapkan dari kepemimpinan yang melayani adalah, pengikut
mungkin menjadi pemimpin yang melayani juga. Konsep kepemimpinan yang melayani dan
Greenleaf membuat asumsi bahwa ketika pengikut menerima perhatian dan
pemberdayaan dan pemimpin etis mereka, pada akhirnya, mereka kemungkinan akan
mulai memperlakukan orang lain seperti ini juga. Kepemimpinan yang melayani
akan menghasilkan dampak kartu domino di mana pemimpin yang melayani
menciptakan lebih banyak pemimpin yang melayani. Tetapi, penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menguji hipotesis ini.
2)
Kinerja
organisasi
Selain
untuk memengaruhi pengikut dan kinerja mereka secara positif, Penelitian awal telah
menunjukkan bahwa kepemimpinan yang melayani memiliki pengaruh pada kinerja
organisasi.Sejumlah kajian hubungan positif antara kepemimpinan yang melayani
dan perilaku organisasi yang peduli pada lingkungan, di mana perilaku pengikut
yang melebihi tuntutan dasar dari tugas mereka dan membantu seluruh fungsi dan
organisasi (Ehrhart, 2004; Liden, 2OO8 Neubert, Kacmar, Canson, Chonjo &
Roberts, 2008; Walumbwaet al., 2010).
Kepemimpinan
yang melayani juga memengaruhicara tim organisasi berfungsi.Hu dan Liden (2011)
mendapati bahwa kepemimpinan yang melayani meningkatkan keefektifan tim dengan
meningkatkan keyakinan pengikut, bahwa mereka bisa menjadi efektif sebagai
kelompok kerja. Selain itu, hasil merekka menunjukkan bahwa kepemimpinan
melayani berkontribusi secara positif untuk kemampuan timdengan meningkatkan
proses dan kejelasan kelompok.
3)
Dampak
Bagi Masyarakat
Hal
lain yang diharapkan dari kepemimpinan melayani adalah, ini kemungkinan
memiliki dampak positif pada masyarakat. Walaupun dampak social tidak diukur
secara umum dalam kajian kepemimpinan melayani, ada contoh tentang dampak
kepemimpinan melayani yang sangat kasat mata.
Didalam
konsep tentang kepemimpinan yang melayani, Greenleaf tidak membatasi proses
sebagai sesuatu yang dimaksudkan untuk mengubah masyarakat secara langsungg. Dia justru menggambakan
pemimpin yang menjadi pelayan dulu dan mendengarkan orang lain serta membantu
mereka tumbuh. Sebagai hasilnya, organisasi mereka lebih sehat, dan akhirnya
menguntungkan bagi masyarakat.
2.2.4
Kesimpulan
Model Kepemimpinan yang Melayani
Intinya,
model kepemimpinan yang melayani mengandung tiga komponen: Kondisi yang ada,
perilaku pemimpin yang melayani, dan hasil. Fokus sentral dari model itu adalah tujuh perilaku pemimpin yang
memperkuat kepemimpinan yang melayani: membentuk konsep, memulihkan emosi,
mengutamakan pengikut, membantu pengikut tumbuh dan sukses, berperilaku secara
etis, memberdayakan, menciptakan nilai untuk masyarakat Perilaku ini
dipengaruhi oleh konteks dan budaya, sifat pemimpin, dan daya penerimaan pengikut
terhadap jenis kepemimpiman ini. Ketika individu terlibat dalam kepemimpinan
yang melayani, ini mampu meningkatkan hasil di tingkat individu, organisasi,
dan masyarakat.
2.3
Cara
Kepemimpinan Melayani Berfungsi
Kepemimpinan
melayani berfokus pada perilaku yang seharusnya ditunjukan pemimpin, guna
mendahulukan pengikut dan mendukung perkembangan peribadi pengikut.Hal ini
terkait dengan bagaimana pemimpin memperlakukan pengikut dan hasil yang mungkin
muncul.
Pemimpin
melayani memprioritaskan tindakan untuk mendengarkan pengikut dan mengembangkan
hubungan jangka panjang dengan mereka.Hal ini memungkinkan pemimpin memahami
kemampuan, kebutuhan dan tujuan pengikut yang pada akhirnya memungkinkan
pengikut ini untuk mencapai potensi penuh mereka.
Pemimpin
melayani berfungsi dengan baik ketika pemimpinnya tidak egois dan memiliki
motivasi yang kuat serta minat yang besar dalam membantu orang lain. Selain
itu, demi keberhasilan kepemimpinan melayani, penting kalau pengikut terbuka
dan menerima pimpinan yang melayani ingin memberdayakan mereka dan membantu
mereka untuk tumbuh.
Akhirnya
dalam dunia ideal, kepemimpinan yang melayani menghasilkan perubahan
masyarakat. Individu dalam organisasi yang peduli dengan orang lain menjadi
bersedia untuk mengembangkan organisasi yang peduli dengan masyarakat.
2.4
Kekuatan
Di
dalam tahap perkembagan yang ada, penelitian tentang kepemimpinan yang melayani
membuat sejumlah kontribusi positif untuk bidang kepemimpinan.
·
Pertama, walaupun ada pendekatan kepemimpinan
lain seperti kepemimpinan trans
formasional dan dapat diandalkan yang mencakup dimensi etis, kepemimpinan
yang melayani unik karena hal itu membuat ketidakegoisan sebagai komponen dan proses kepemimpinan. Kepeinimpinan yang melayani menyatakan secara tegas
bahwa pemimpin harus mendahulukan pengikut, berbagi kontrol dengan pengikut,serta mendukung perkembangan mereka. ini adalah satu-satunya pendekatan kepemimpinan yang membatasi proses kepemimpinan, di sekitar prinsip tentang kepedulian terhadap orang lain.
formasional dan dapat diandalkan yang mencakup dimensi etis, kepemimpinan
yang melayani unik karena hal itu membuat ketidakegoisan sebagai komponen dan proses kepemimpinan. Kepeinimpinan yang melayani menyatakan secara tegas
bahwa pemimpin harus mendahulukan pengikut, berbagi kontrol dengan pengikut,serta mendukung perkembangan mereka. ini adalah satu-satunya pendekatan kepemimpinan yang membatasi proses kepemimpinan, di sekitar prinsip tentang kepedulian terhadap orang lain.
·
Kedua, kepemimpinan yang melayani
menyediakan pendekatan yang provokatif dan bertentangan dengan naluri tentang
penggunaan pengaruh atau kekuasaan, dalam kepemimpinan. Hampir dan semua teori
kepemimpinan yang lain memperlakukan pengaruh sebagai faktor positif dalam
proses kepemimpinan, tetapi kepemimpinan yang melayani justru sebaliknya. Hal
itu menyatakan bahwa pemimpin seharusnya tidak mendominasi, memerintah, atau
mengontrol. Tetapi, pemimpin seharusnya berbagi kendali dan pengaruh. Tujuan kepemimpinan
yang melayani adalah untuk menyerahkan kendali, bukan mencari kendali.
Kepemimpinan yang melayani adalah proses memengaruhi yang tidak mclibatkan
pengaruh dalam cara tradisional.
·
Ketiga, bukannya menyatakan bahwa kepemimpinan
yang melayani sebagai penyembuh universal, penelitian tentang kepemimpinan yang
melayani telah menunjukkan bahwa ada kondisi di mana kepemimpinan yang melayani
bukan jenis kepemimpinan yang disukai. Temuan mengindikasikan bahwa
kepemimpinan yang melayani mungkin tidak efektif dalam konteks di mana pengikut
tidak terbuka untuk dipandu, didukung, dan diberdayakan. Kesiapan pengikut
untuk menerima kepemimpinan yang melayani mengurangi keefektifan dengan
memimpin dan pendekatan ini (Liden, Wayne, et aI., 2008).
·
Keempat, penelitian terbaru telah
menghasilkan ukuran yang lengkap tentang kepemimpinan yang melayani. Dengan
menggunakan metodologi yang sulit, Liden,
Wayne et al. (2008) mengembangkan dan membuktikan Kuesioner Kepemimpinan yang Melayani (Servant Leadership Questionnaire/SLQ), yang ada di bagian akhir bab. Hal itu mengandung 28 pernyataan yang mengidentiflkasi tujuh dimensi berbeda dan kepemimpinan yang melayani. Penelitian menunjukakn bahwa SLQ itu
unik dan mengukur aspek kepemimpinan yang berbeda dan mereka yang diukur oleh teori transformasional dan pertukaran pemimpin-pengikut (Liden, Way,w, et al., 2008; Schaubroeck, Lam, & Peng, 2011). SLQ telah terbukti menjadi instrumen yang cocok untuk digunakan, dalam penelitian tentang kepemimpinan yang melayani dimasa depan.
Wayne et al. (2008) mengembangkan dan membuktikan Kuesioner Kepemimpinan yang Melayani (Servant Leadership Questionnaire/SLQ), yang ada di bagian akhir bab. Hal itu mengandung 28 pernyataan yang mengidentiflkasi tujuh dimensi berbeda dan kepemimpinan yang melayani. Penelitian menunjukakn bahwa SLQ itu
unik dan mengukur aspek kepemimpinan yang berbeda dan mereka yang diukur oleh teori transformasional dan pertukaran pemimpin-pengikut (Liden, Way,w, et al., 2008; Schaubroeck, Lam, & Peng, 2011). SLQ telah terbukti menjadi instrumen yang cocok untuk digunakan, dalam penelitian tentang kepemimpinan yang melayani dimasa depan.
2.5
Kritik
Selain
karakteristik positif dan kepemimpinan yang melayani.pendekatan ini memiliki
sejumlah keterbatasan.
·
Pertama, karakter yang tidak konsisten
dari nama “kepemimpinan yang melayani” mendapatkan masalah semantik yang
menghilangkan nilai yang besar dan pendekatan ini. Karna nama yang muncul
bersifat kontradiktif, kepemimpinan yang melayani rentan dianggap sebagai tak
dapat dipercaya atau lelucon, Selain itu, menjadi pemimpin yang melayani
menyatakan secara tidak langsung sebagai mengikuti, dan mengikuti dianggap
sebagai Lawan dari memimpin.
·
Kedua, ada debat di kalangan pakar
kepemimpinan yang melayani mengenal dimensi inti dan proses Seperti digambarkan
dalam Tabel 10.1 kepemimpinan yang melayani diasumsikan mencakup banyak
kemampuan sifat dan perilaku.
·
Ketiga, segmen yang besar dari tulisan
tentang kepemimpinan yang melayani memiliki dampak otoriter yang menyatakan
bahwa pemimpin yang baik “men•
dahulukan orang lain.” Walaupun menyarankan suatu pendekatan yang tidak ego
untuk kepemimpinan itu mengagumkan. tetapi hal itu memiliki lingkaran yang tidak reatistis karena hal itu berkonflik dengan otonoomi individual dan prinsip ke pemimpinan Iainnya seperti memberikan pengarahan, peduli dengan produksi, latar tujuan dan penciptaan visi (Gergen, 2006)
dahulukan orang lain.” Walaupun menyarankan suatu pendekatan yang tidak ego
untuk kepemimpinan itu mengagumkan. tetapi hal itu memiliki lingkaran yang tidak reatistis karena hal itu berkonflik dengan otonoomi individual dan prinsip ke pemimpinan Iainnya seperti memberikan pengarahan, peduli dengan produksi, latar tujuan dan penciptaan visi (Gergen, 2006)
2.6
Penerapan
Kepemimpinan
yang melayani dapat diterapkan di segala tingkatan manajemen dan dalam segala
jenis organisasi. Di dalam kerangka kerja filosofi tentang peduli kepada
orang lain, kepemimpinan yang melayani mengajukan daftar perilaku yang bisa di lakukan individu, bila mereka ingin menjadi pemimpin yang melayani. Perilaku yang direkomendasikan dan kepemimpinan yang melayani tidaklah misterius.Hal tersebut dapat dipahami dengan mudah dan secara umum dapat diterapkan untuk
beragam situasi kepemimpinan.
orang lain, kepemimpinan yang melayani mengajukan daftar perilaku yang bisa di lakukan individu, bila mereka ingin menjadi pemimpin yang melayani. Perilaku yang direkomendasikan dan kepemimpinan yang melayani tidaklah misterius.Hal tersebut dapat dipahami dengan mudah dan secara umum dapat diterapkan untuk
beragam situasi kepemimpinan.
Kepemimpinan
yang melayani telah digunakan secara luas dalam beragam organisasi selama lebih
dan 30 tahun.Banyak organisasi di Fortune 500 (rnisalnya, Starbucks, AT&T,
Sou thwt’sf Airlines, dan Vanguard Group) menerapkan ide dan kepemimpinan yang
melayani.Pelatihan dalam kepemimpinan yang melil- ayani biasanya melibatkan
latihan penilaian-diri, sesi pendidikan.dan penetapan tujuan. Isi dan
kepemimpinan yang melayani bersifat sederhana, dan rnudah didapat karyawan di
setiap tingkatan dalam organisasi, Liden, Wayne, et al. (2008) menyatakan bahwa
organisasi yang ingin mem bangun budaya kepemimpinan yang melayani seharusnya
berhati-hati dalam memulti orang yang tertarik dalam dan mampu membangun
hubungan jangka panjang dengan pengikut.
Selain
itu, karena berperilaku secara etis” memiliki hubungan positif dengan kinerja
jabatan, organisasi harus fokus pada pemillihan orang yang memiliki integritas
tinggi dan etika yang kuat. Selain itu, organisasi seharusnya mengembangkan
program pelatihan di mana meluangkan waktu untuk membantu pemimpin
mengembangkan kecerdasan emosional mereka, pembuatan keputusan yang etis, dan
keterampilan untuk memberdayakan orang lain. Perilaku seperti ini akan membantu
pemimpin mendorong pengikut, hingga mencapai potensi penuh mereka.
Intinya,
kepernimpinan yang melayani menyediakan filosofi dan seperangkat
perilaku yang bisa dipelajari dan dikembangkan oleh individu dalam organisasi.Bagianselanjutnya akan menampilkan kasus yang menggambarkan bagaimana kepemimpinan yang melayani telah diterapkan dalam cara yang berbeda.
perilaku yang bisa dipelajari dan dikembangkan oleh individu dalam organisasi.Bagianselanjutnya akan menampilkan kasus yang menggambarkan bagaimana kepemimpinan yang melayani telah diterapkan dalam cara yang berbeda.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan Sopan dan sesuai Pembahasan