Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang
terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan di haruskan
untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya tersusun
dari periode tertentu, misalnya satu tahun. Namun, Neraca juga dapat dibuat
pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila
diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen pada saat
tertentu
Menurut Jamues C
Van Horne, neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu yang menunjukan total aktiva dengan total kewajiban ditambah
total ekuitas pemilik.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neraca
merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara
gratis besarnya saja dan tidak mendetail.
Kemudian, neraca juga menunjukan posisi keuangan berupa
aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaa (ekuitas) pada saat
tertentu. Artinya neraca dapat dibuat
untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan.
Maksud pada tanggal tertentu adalah neraca dibuat dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan,
namun neraca dibuat biasanya akhir tahun atau kuartal.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva
dibagi dalam tiga, yaitu:
·
Aktiva Lancar
·
Aktiva Tetap
·
Aktiva
Kemudaian
kewajiban dibagi kedalam dua jenis, yaitu:
·
Kewajiban Lancar
(utang jangka pendek)
·
Utang jangka panjang
Sementara
itu Komponen Modal terdiri dari:
·
Modal setor
·
Laba ditahan dan
lainnya.
Posisi aktiva pada neraca disajikan pada sisi kanan
secara berurutan dari atas ke bawah untuk neraca berbentuk skontro (account Form). Sementara itu, untuk
neraca yang berbentuk laporan (report Form), Penyusunannya dimulai dari atas
berurutan ke bawah.
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancer),
yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang
terkandang dalam aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat surat berharga,
piutang, persediaan, dan sebagainya.
Kemudian aktiva tetap dibagi dua yaitu, aktiva tetap
berwujud dan tidak berwujud. Komponen dalam aktiva tetap berwujud seperti
tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan dan lainnya. Sedangkan dalam
aktiva tak berwujud seperti hak paten, goodwill, opsi dan lainnya
Selanjutnya, posisi yang paling bawah diisi oleh aktiva
lainnya, artinya tidak tergolong aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sebagai contoh
bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian, uang
jaminan dan lainnya.
Di sisi sebelah kiri berisi kewajiban (utang) dan modal
(ekuitas) perusahaan. Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro (account Form).
Komponen dimulai dari kewajiban (utang) jangka pendek (lancar), artinya utang
yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti utang dagang, utang
wesel, dan utang bank.
Selanjutnya, dibawah utang jangka pendek adalah utang
jangka panjang. Utang jangka panjang merupakan utang yang memiliki jangka waktu
lebih dari satu tahun,seperti obligasi, hipotek, atau utang bank di atas satu
tahun.
Posisi terakhir dikiri neraca adalah modal perusahaan
atau ekuitas pemilik. Komponen modal terdiri dari antara lain modal disetor,
laba ditahan, cadangan laba, hibah, atau lainnya.
Sumber: Buku "Analisis Laporan keuangan" "Kasmir"