Depresi ekonomi dewasa ini pada dasarnya
sudah dapat diatasi dengan politik ekonomi yang jitu, namun masalah inflasi
sekarang masih tetap actual.
Apa itu Inflasi?
Inflasi dalam arti “kenaikan harga umum” sudah menjadi
gejala biasa dalam masyarakat modern. Tetapi apa sebenarnya inflasi itu, apa
yang menyebabkannya dan lebih lebih bagaimana mengendalikannya masih banyak
diperdebatkan di kalangan para ahli ekonomi.
Sumber yang mempengaruhi Inflasi
Inflasi dapat dirumuskan sebagai kenaikan harga umum,
yang bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang.
Untuk sedikit lebih mengerti masalah inflasi, baiklah kita
berpangkal dari keseimbangan antara Arus barang dan Arus uang.
Jika semuanya berjalan dengan lancar dan ada
kecocokan, maka keadaan ekonomi nasional dikatakan dalam keadaan keseimbangan:
- Produksi berjalan lancar dan melayani kebutuhan dan permintaan masyarakat, sambil memberikan kesempatan kerja bagi warga masyarakat
- Hasil produksi bisa laku terjual,berarti dibeli oleh masyarakat, karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, dengan harga yang tidak terlalu mahal atau terlalu murah
- Jumlah uang beredar tepat sesuai untuk melayani kebutuhan ekonomi
- Tanda kecocokan adalah harga harga stabil
Kenyataan harga harga tidak selalu stabil, mungkin
terjadi inflansi, mungkin juga resesi, bahkan bisa jadi stagflasi.
Ketidakstabilan harga harga ini merupakan suatu tanda bahwa ada suatu ketidak
cocokan antara arus barang dan arus uang, antara produksi dan pembelanjaan
masyarakat, antara supply dan demand.
Bagaimana Mangukur Inflasi?
Angka Inflasi dihitung oleh Badan Pusat Statistik dari
presentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada
suatu saat dibandingkan dengan IHK pada suatu periode sebelumnya.
IHK adalah perbandingan relative dari harga
suatu paket barang dan jasa pada suatu saat dibandingkan dengan
harga harga barang dan jasa tersebut pada tahun dasar dan
dinyatakan dalam Persen.
Mengapa terjadi inflasi?
Kenaikan harga umum yang disebut inflasi, yang
dikaitkan dengan terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang
dapat berasal dari empat factor:
- Segi produksi atau arus barang (Segi supply). Misalnya karena adanya perang, panen gagal, ada hama/banjir/bencana alam, kemacetan transportasi, perubahan teknik produksi dan sebagainya
- Segi permintaan (demand): Kelebihan (atau kekurangan) permintaan masyarakat misalnya karena adanya perubahan selera konsumen, karena perubahan tingkat investasi akibat perkembangan teknologi, karena deficit APBN, karena ekspor lebih besar dari pada impor, karena pandangan para pengusaha yang optimis(atau pesimis).
- Segi harga. Misalnya karena kenaikan gaji pegawai negeri,yang disusul (biasanya didahului) kenaikan harga dan tingkat upah di sektor swasta. Juga karena kenaikan harga bahan bahan dasar,misalnya karena penetapan harga BBM yang segera merambat ke semua sector lain, kenaikan tariff angkutan umum, tarif dasar dan sebagainya. Dan kenaikan kurs valuta asing juga mempengaruhi harga semua barang impor .
- Segi uang. Misalnya karena ekspansi jumlah uang yang beredar oleh pengeluaran pemerintah leboh cepat daripada yang dapat diserap oleh dunia usaha dan masyarkat..